Persepsi Akan Perlunya Perubahan

Persepsi akan perlunya perubahan

Setiap usaha perubahan dimulai dengan adanya persepsi perlunya merubah beberapa aspek di perusahaan. Karena keakuratan tergantung pada persepsi pemimpin yang berkualitas, maka tidak ada Jaminan bahwa kebutuhan persepsi akan diidentifikasi secara sempurna. Informasi bisa dianalisa dan semua asumsi dipertanyakan, dan perubahan masih menjadi kekeliruan. Bukanlah pemimpin yang meluncurkan perubahan utama yang diyakini kegagalannya, tetapi peristiwa sebelumnya bisa membuat usaha terlihat acak, tidak terencana dan jelas keliru. Informasi yang vital bisa dihilangkan untuk alasan tertentu.

Meskipun pada akhirnya keputusan akhir perubahan perusahaan bersandar pada manajemen senior perusahaan, mereka akan bijaksana untuk mempertimbangkan semua saran dan pendapat dari berbagai tingkat perusahaan. Manajer yang mendengar umpan balik dari operator dan mendukung staf menciptakan sumber informasi yang berharga dalam membuat keputusan. Siapa yang lebih baik tahu tentang persyaratan pemeliharaan untuk berbagai merek selain staf mereka yang menggeluti berbagai model berbeda selama bertahun-tahun? Perubahan ini juga bisa diterapkan pada skala yang lebih kecil.

Seorang manajer departemen bisa menemukan berbagai solusi atas masalah dengan cara meminta saran dari anggota seluruh departemen. Tidak ada seorang pun manajer yang mengetahui semua pekerjaan secara terperinci, tetapi staf yang menjalankan tugas tersebut akan tahu segalanya secara terperinci.

Tiga jenis perubahan

Banyak manajer yang meyakini ‘perubahan adalah perubahan’, dan menerapkan satu pendekatan yang cocok bagi semua dalam upaya merubah manajemen. Padahal, perencanaan yang efektif diperoleh dengan cara mengetahui apa perubahan yang diperlukan. Menentukan jenis perubahan ini merupakan langkah awal dalam identifikasi yang sistematik atas apa yang diperlukan untuk mencapai perubahan. Ada tiga jenis perubahan dasar: rutin, perbaikan, dan inovatif.

Rutin

Ini merujuk kepada perubahan yang direncanakan dan dilekatkan pada prosedur perusahaan. Perubahan ini sifatnya regular dan memberikan aspek sistematik dengan alur kerja dan produksi. Karena sifatnya periodik, maka karyawan mengantisipasi perubahan tersebut dan merasa cemas jika perubahan itu tidak ada. Misalnya, upgrade peralatan tahunan dengan teknologi canggih, rotasi staf di antara kru penerbangan, penambahan staf selama periode produksi puncak, dsb.

Perbaikan

Ini merujuk kepada perubahan dengan menambahkan manfaat atau nilai kepada apa yang telah dilakukan perusahaan. Perubahan ini dibangun dengan prosedur dan aktivitas yang telah ada dibanding menarik aktivitas yang ada. Mereka meningkatkan atau mengoreksi kebijakan dan prosedur yang dibuat sebelumnya. Staf akan merasa terancam dengan jenis perubahan ini, tapi mereka siap untuk memahami alasan di balik kebijakan perubahan tersebut. Contoh, keputusan untuk mengupgrade mesin untuk meningkatkan laba atas investasi, prakarsa untuk mengurangi pergantian atau abensi staf atau program yang berkualitas yang bertujuan untuk mengatasi keluhan pelanggan.

Inovasi

Jenis perubahan ini akan mengubah cara perubahan melakukan aksinya. Ini mensyaratkan staf untuk berpikir kembali dengan cara yang bisa mereka pakai dan merubah pola keija yang berakar lama. Perubahan ini biasanya didesain untuk menghadapi kebutuhan masa depan perusahaan dan masalah yang mungkin timbul dibanding kebutuhan jangka pendek. Staf mungkin tidak akan memahami tujuan perusahaan dan mungkin berusaha menolak perubahan tersebut. Misalnya: komputerisasi agar kantor bisa menghemat/bebas dari kertas, robotik untuk manufaktur yang mengedepankan presisi, teknologi satelit untuk komunikasi global, atau berpindah dari manajemen lini ke model tim.

Persyaratan

Akan sangat membantu untuk memahami apa jenis perubahan yang diperlukan karena masing-masing jenis kebutuhan itu memerlukan strategi yang berbeda. Manajer yang melakukan perubahan inovasi biasanya akan mendapatkan penolakan yang lebih besar dibanding jenis perubahan rutin atau perbaikan. Metode yang digunakan untuk koordinasi komunikasi, kepemimpinan dan aktivitas harus disesuaikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan untuk masing-masing kategori. Bahkan adanya inovasi kerap diikuti oleh kekacauan dalam kehidupan karyawan karena mereka merasa terancam keberadaannya. Mengelola perubahan yang inovatif memerlukan penggunaan keahlian yang berbeda dibanding mengelola perubahan rutin.

Analisis jenis perubahan

Kerap analisis hasil akhir yang diinginkan menunjukkan jenis perubahan yang diperlukan. Jika tidak tercapai, pertanyaan berikut ini akan membantu memutuskan jenis perubahan. Jawaban menunjukkan apa jenis perubahan yang terjadi. Jawaban “ya” untuk tiga pertanyaan pertama berarti perubahan itu jenisnya rutin. “Ya” untuk pertanyaan ke-4 dan ke-5 menunjukkan perubahan ‘perbaikan’, dan “ya” untuk pertanyaan ke-6 dan ke-7 menunjukkan perubahan ‘inovasi’.

Rutin

Apakah perubahan bersifat siklis?
Apakah karyawan mengantisipasi perubahan ini?
Apakah perubahan berarti bergerak dari perubahan rutin ke perubahan yang lain?
Perbaikan

Akankah perubahan memberikan cara yang lebih baik untuk melakukan aktivitas saat ini?
Apakah perubahan akan meningkatkan aktivitas saat ini?
Inovasi

Apakah perubahan merupakan ide atau pendekatan baru bagi perusahaan?
Apakah perubahan memerlukan pemikiran kembali prosedur perusahaan saat ini?
Bangun Jaringan
DAFTAR ISI

NETWORK MARKETING

  1. Mencari Sumber Income Tambahan Diluar Gaji Kantor
  2. Psikologi Penjualan Produk Asuransi
  3. Prinsip Penting Dalam Penjualan (Marketing)
  4. Skenario Penjualan Salesman
  5. Mengapa dengan Keakraban dalam Penjualan
  6. Investasi Yang Dibutuhkan Setiap Keluarga
  7. Network Marketing Adalah Bisnis yang Mulia
  8. Apakah Anda Menderita Penyakit Korban Krismon???
  9. Residual Income : Bagaimana Cara Memperolehnya???
  10. Sejarah Singkat Proses Distribusi
  11. 6 Mitos Tentang Network Marketing
  12. Network Marketing Sulit Dijalankan. Benarkah???
  13. Pemain Baru di Bisnis Network Marketing
  14. Network Marketer dan Konglomerat Properti : Sebuah Analogi
  15. Mengapa Sikap Prospek Yang Positif Berubah Menjadi Negatif Keesokan Hari?
  16. Tips Untuk Mensponsori Super Leader Dalam Bisnis Network Marketing Anda
  17. Membangun Bisnis Melalui Reputasi
  18. Dua Kunci Sukses Bisnis Network-Marketing
  19. Network-Marketing Bukanlah Pertunjukan Sulap
  20. Networker adalah Pemain Sulap
  21. Membangun Organisasi Network-Marketing Dengan Teknik ABC
  22. Kegagalan di Network-Marketing : Salah Siapa???
  23. Mau Sukses di Network-Marketing? Jangan Nafsu Besar, Usaha Kurang!!
  24. Mau Sukses di Network-Marketing?
  25. Mau Sukses di Network-Marketing? Don’t Say Good Bye!!
  26. Kegalan dan Keberhasilan di Multi Level Marketing
  27. Apakah Anda Realistis di Network-Marketing??
  28. Keyakinan Yang Membawa Hasil
  29. Apakah Anda Cukup Ngotot di Network-Marketing?
  30. Harga Naik? Siapa Takut?
  31. Tiram Yang Berisi
  32. Ketenangan Yang Membawa Hasil
  33. Pelaku Network Marketing | Sukses di Network Marketing
  34. Help Other People (Membantu Orang Lain)
  35. Rahasia Sukses di Network-Marketing
  36. High Tech? Atau Bu Tech?
  37. Ilmu Statistik dan Network Marketing
  38. Pengetahuan Tanpa Pelaksanaan = Omong Kosong
  39. Network Marketing = Konialisasi
  40. Network-Marketing : Hobby atau Bisnis?
  41. Multi Level Marketing Sebagai Personal Franchise
  42. Berselisih Dengan Upline (Bukan Dengan Downline)
  43. Apa kiat sukses untuk menjalankan beberapa MLM sekaligus??
  44. Berpindah MLM, Apakah Salah?
  45. Siklus di Bisnis MLM
  46. Cerita Anak Sekolah, Karyawan dan Pengusaha
  47. System for Succes

MOTIVASI


  1. Badai Pasti Akan Berlalu
  2. Tips Menghadapi Krisis
  3. Kekuatan Mencoba
  4. Tetapkan Sasaran Yang Jelas
  5. Mentargetkan Impian Hidup Masa Depan
  6. Tantangan Harus Dihadapi bukan untuk ditakuti
  7. Sukses Adalah Impian Setiap Orang Normal
  8. Motivasi Menabung Seribu Seribu Lama Lama Jadi Ratusan Ribu
  9. Motivasi Hidup Bersyukur dengan Apa yang diterima
  10. Pahitnya Kehidupan Ibaratkan Garam dan Telaga
  11. Mengatasi Berbagai Hambatan
  12. Kenali Sumber Konflik
  13. Berfikir Positif untuk Membangun Kepercayaan Diri
  14. Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja
  15. Kisah Inspirasi Mawar Untuk Ibu
  16. Langkah-langkah Menjadi Penjual Yang Sukses
  17. Mengobati Hati Yang Lagi Sedih
  18. Setelah Retaknya Perkawinan Disambung Lagi
  19. Rela Berkorban Demi Sesuatu Yang Dicintai
  20. Berhadapan Dengan Orang Yang Salah
  21. Saya Takut Disakiti Lagi
  22. Semangat Yang Menggelora Dengan Adanya Motivasi
  23. Tiga Pedoman Untuk Mendapatkan dan Mengokohkan Kekuatan Kepercayaan
  24. Mengawali Hari Dengan Niat Berbagi Kepada Sesama
  25. Motivasi dalam Membangun Kepercayaan Diri, Mengubah tidak bisa menjadi Bisa
  26. Gunung Yang Tinggi Jadi Landai, Lurah Yang Dalam Jadi Datar Berkat Ketekunan
  27. Peluang Investasi Property di Surabaya

SENI MOTIVASI

Postingan populer dari blog ini

Analisis Jaringan Organisasi Bisnis, Supplier, Competitor, Partner, Kelompok-kelompok kepentingan atau ormas, Serikat Pekerja, Pelanggan

Pengertian dan Fungsi Seleksi Pegawai atau Karyawan

Psikologi Penjualan Produk Asuransi