Mengobati Hati Yang Lagi Sedih

“Merenda Hati yang Retak”

Sebuah kisah dalam mengobati kesedihan hati yang di tinggalkan oleh orang yang di cintai.
Cobalah simak ceritanya.
Pada hari Minggu menjelang senja, Louis sedang mengerjakan pekerjaan yang ia bawa pulang dari kantornya sementara kedua anaknya bermain di halaman belakang. Ia harapkan isterinya sudah sampai di rumah dari belanja, sebab mereka berencana akan menghadiri pesta ulang tahun salah seorang saudara sepupuhnya. Kemudian telepon berdering, suara asing seorang opsir patroli jalan raya memberi tahu bahwa isterinya Suzane mendapat kecelakaan akibat mobilnya bertabrakan dan meninggal beberapa saat kemudian dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
Merenda Hati yang Retak

Louis terdiam membeku. Apakah ini hanya lelucon yang mengerikan? Ia duduk terpukau selama ber-menit-menit kemudian memanggil masuk anak-anaknya untuk memberi tahu mereka apa yang telah terjadi pada ibu mereka. Bertiga mereka pergi ke Rumah Sakit dan memulai proses yang menyakitkan mengatur persiapan pemakaman.

Dua tahun yang lalu Louis duduk di kantor saya. Kelihatannya seakan-akan baru kemarin. Nampak lingkaran hitam di bawah matanya, ekspresinya masih membayangkan goncangan rasa tidak percaya. Waktu ia bicara tentang almarhum istrinya dan hubungan mereka, ia tampak lebih mengasyikkan, namun segera kelihatan ia berjuang menahan air matanya.

“Tidak ada seorangpun seperti dia”, ia berkata tentang Suzanne, “begitu kuat, hangat, kreatif, penuh kasih. Dia selalu tahu apa yang saya pikirkan dan perlukan, dia idola anak-anak. Mereka kehilangan pegangan tanpa ibu mereka. Sama sekali tidak sama, sebuah perkawinan yang nyaris sempurna seperti yang saya ingini. Tidak satu orangpun yang bisa menggantikan Suzanne”. Air mata mulai mengalir, segera mereka terbenam dalam tangis yang memilukan.

Tidak ada rasa kehilangan yang lebih menyakitkan atau lebih sulit mengatasinya selain kehilangan orang yang kita sayangi. Kematian seorang suami/isteri mungkin merupakan pengalaman emosionil yang paling menyakitkan yang orang bisa pikul.

Seiring kematian seorang isteri/suami ada periode normal, yaitu kekacauan emosionil yang sering-kali berlangsung selama setahun lebih. Depresi, berkurangnya rasa tertarik pada orang lain, saat-saat tenggelam dalam tangisan, dan berkurangnya vitalitas merupakan hal-hal yang alami dari proses penyembuhan selama masa pemulihan dari kehilangan yang demikian. Prosesnya melalui tahapan, guncangan dan penolakan, amarah dan depresi, akhirnya diikuti dengan kepasrahan dan pelepasan.

Kematian seorang isteri/suami merupakan pengalaman emosional yang paling menyakitkan yang orang bisa alami.

Bagi Louis proses penyembuhannya tersendat-sendat. Dua tahun kemudian, depresi masih mendominasi dirinya. Ia dipenuhi kegetiran bahwa isteri-nya meninggal dan meninggalkannya. Dia menyimpan kemarahannya dalam batin dan merasa berdosa karena tidak berbuat lebih untuk isterinya ketika masih hidup. Ia selalu memikirkannya dan tidak tertarik pada wanita lain. Tidak ingin melepaskan dukacitanya, Louis menganggap kesengsaraannya adalah suatu cara untuk menghormati isterinya. Dia mempunyai sedikit energi dan antusiasme untuk pekerjaannya. Tidur merupakan masalah, dan ia se-ringkali berteriak menangis untuk alasan yang tidak jelas. Dia merasa tidak mampu membesarkan kedua putranya sendirian.

Sindrom Achilles memberikan Louis perlindungan yang salah dari sakitnya dan memperlambat proses pemulihan. Bila masalah ini dibiarkan bertahan bertahun-tahun, risikonya ialah rasa kehilangan tidak akan pernah sembuh dan menimbulkan depresi kronis. Louis beruntung mempunyai kawan dekat yang mendesaknya untuk mencari bantuan.

Waktu Louis menggambarkan isterinya dan hubungan mereka, alasan ia tidak bisa pulih akibat kematian isterinya berangsur-angsur menjadi jelas. Menengok ke belakang, Louis hanya bisa melihat perkawinan mereka dari segi idaman. Mereka memiliki perkawinan yang sempurna. Suzanne seorang perempuan tanpa tanding. Dia tidak bisa berbuat salah, dan Louis tidak pernah bisa bahagia tanpa isterinya.

Tentu saja, tidak seorangpun dan tidak ada perkawinan yang sempurna. Ketidak-sanggupan Louis untuk mengingat Suzanne dan perkawinan mereka sebagai semata-mata ideal merupakan petunjuk. Di balik kenangan Louis yang serba ideal itu terdapat amarah yang ia tidak bisa terima. Kenangan yang diidealkan itu menjaga meredakan kemarahan yang tidak bisa diterima, dengan harga dukacita dan depresi yang tidak terpecahkan.

Marah adalah respons yang normal pada kehilangan. Bila Anda kehilangan seorang yang Anda kasihi, maka adalah hal yang alami dan sehat merasa marah padanya karena meninggalkan Anda. Bukan soal apakah orang tersebut pergi meninggalkan atas kemauannya sendiri ataupun korban kecelakaan yang tragis. Alasan untuk kehilangan itu tidak membuat banyak perbedaan pada keadaan emosional yang mendukungnya. Kehilangan menyebabkan kita terluka dan memicu kemarahan. Ini sebuah hukum fungsi jiwa manusia. Untuk menyembuhkan kehilangan kasih sayang, kemarahan harus diterima dan dilontarkan sehingga rasa sakit yang menyesak dapat dilepas sepenuhnya. Bila rasa marah tertahan, bayarannya adalah kesembuhan yang tidak tuntas dan depresi kronis.

Untuk menyembuhkan Icehilang-an kasih sayang, kemarahan harus diterima dan dilontarkan sehingga rasa sakit bisa dilepas seluruhnya. Bila kemarahan ditahan maka tebusannya adalah kesembuhan yang tidak tuntas dan depresi kronis.

Seperti kebanyakan orang, Louis tidak mengakui kemarahannya pada almarhum isterinya sebab ke marahan membuat ia merasa berdosa. Dia mencintai isterinya. Suzane seorang kawan dan pasangan yang baik sekali. Suzanne direnggut darinya karena kecelakaan yang seharusnya tidak terjadi. Bagaimana ia berani merasakan, apalagi mengutarakan kemarahannya kepada mendiang istrinya? Itu jalan pikiran Louis. Ia tidak menyadari bahwa kemarahan yang mengikuti kehilangan khususnya orang yang sangat kita cintai tidak rasional. Tetapi kenyataannya memang demikian. Hal tersebut harus diatasi jika ingin penyembuhan menjalani siklus sepenuhnya.

Louis berhutang pada dirinya sendiri dan pada kedua putranya untuk menjalankan perkabungan sepenuhnya. Cara yang paling jujur menghargai kenangan pada orang yang kita kasihi, ialah menerima dan mengerti kehilangan itu. Walaupun mungkin tidak akan pernah ada orang seperti almarhumah, namun ada orang lain lagi yang bisa Anda cintai dan mencintai Anda.

Cara yang paling jujur untuk menghargai kenangan pada orang yang kita cintai ialah dengan menerima dan mengerti arti kehilangan. Sekalipun mungkin tidak ada seorangpun seperti almarhumah, ada orang lain lagi yang bisa kita cintai dan mencintai kita.

Saat Louis mengerti, ia setuju untuk pulih dari pengalaman yang paling menyakitkan ini. Berangsur-angsur ia bisa berhenti menghukum dirinya sendiri. Ia sependapat Suzanne tidak ingin ia berkubang dalam kesengsaraan dan ingin te mencipta-kan hidup baru untuk dirinya sendiri dan kedua putranya. Berangsur-angsur ia bisa berbicara tentang Suzanne sebagaimana adanya, bukan sebagai idaman yang ia ciptakan. Akhirnya ia mau berisiko memeriksa perasaannya tentang kematian Suzanne.

Masalah-masalah pelik mulai bermunculan. Bagaimana rasanya ia hidup sendiri dengan dua orang putra? Bagaimana dengan kebutuhan biologisnya? Bagaimana tentang kebutuhannya akan seorang rekan dan sahabat? Apakah ia takut bahwa kalau ia terlibat dengan seseorang, ia tidak lagi menghormati Suzanne? Apakah ia takut kalau ia melepas pertahanannya ia akan disakiti lagi? Mungkin Suzanne bukan seorang idaman yang ia kenang. Mungkin ia, seperti juga yang lainnya punya kekurangan dan cacat. Mungkin ia merasa marah padanya karena meninggalkannya.

Latihan yang sederhana meruntuhkan benteng perasaannya dan membantu Louis menghilangkan rasa sesalnya dan “seandainya.” Mengikuti instruksi saya, Louis menyisihkan waktunya selama satu jam menyendiri. Ia memutuskan hubungan telepon, meletak an tanda “Jangan diganggu” di pintu ruang bacanya. Ia duduk dengan setangkai pena dan kertas tulis, dan serangkaian foto lama Suzanne dan dirinya.

Karena bagi banyak orang, ini merupakan latihan percobaan yang emosional, Anda harus pastikan bahwa Anda punya cukup waktu dan privasi untuk menyelesaikan perasaan Anda sepenuhnya. Bagi hampir semua orang, latihan ini memerlukan waktu dari 30 menit sampai satu jam. Harus diulang beberapa menit pada awalnya dan kapan saja rasa bersalah dan depresi yang berlebihan membuat Anda tidak bisa meneruskan.

Seakan Anda menulis surat pada almarhum pasangan Anda, buat daftar penyesalan Anda yang paling menyakitkan. Termasuk hal-hal yang ingin Anda beritahukan atau lakukan dengan pasangan Anda selagi ia masih hidup. Bagi kebanyakan orang, kenangan dan perasaan ini muncul dengan mudah, bagi sebagian penyesalan melekat dalam dan memerlukan waktu lebih untuk memunculkannya ke permukaan. Itulah sebabnya latihan ini perlu diulang sedikitnya beberapa kali.

Louis mendapatkan bahwa memandang foto is-terinya yang diambil tidak lama sebelum kematian-nya membantu ia berhubungan dengan rasa marah yang lama tertahan dan ketidakberdayaannya. Sebagaimana saya sarankan, ia tidak menahan kemarahannya tetapi melampiaskannya dengan aman dengan cara memukul-mukul bantal. Bila Anda kehilangan orang yang Anda cintai, Anda berhak marah dan sakit. Titik kritis bagi Louis ialah menerima kemarahan tanpa rasa bersalah.
Louis membuat daftar penyesalannya dan “seandainya” seperti berikut ini:
  • “Aku menyesal bahwa kamu meninggalkan aku tanpa ada kesempatan mengucapkan selamat tinggal.”
  • “Aku menyesal kamu meninggalkan aku sendiri dengan dua orang putra yang sangat membutuhkan kamu.” 
  • “Aku menyesal bahwa aku tidak menyatakan betapa aku mencintai dan menghormatimu.” 
  • “Aku menyesal bahwa kita selalu membicarakan tentang masa depan dan tidak pernah kesampaian mengalaminya bersama.”
  • “Aku menyesal bahwa aku menyaksikan pertandingan sepak bola setiap hari Minggu daripada menghabiskan waktu bersamamu.”
  • “Seandainya kita tidak terlalu sibuk beberapa minggu terakhir, mungkin kamu masih hidup.”
  • “Seandainya kamu sedikit menangguhkan membersihkan rumah, kita bisa lebih bersenang-senang bersama.”
  • “Seandainya kita tidak bertengkar karena pesta sehari sebelum kematianmu.”
  • “Seandainya aku yang mati bukan kamu.”
Dengan pelepasan rasa bersalah dan marahnya yang berangsur-angsur, depresi Louis mulai berkurang. Ia tidak lagi bersembunyi di balik kesalahan yang “menyelimutinya” dari rasa takut akan menderita sakit. Tidak lagi ia perlu bertahan atas kenangan serba ideal pada Suzanne dan perkawinan mereka. Ia mulai bisa menghargai masa lalu seperti adanya. Bagus sekali dalam banyak hal meskipun tidak sempurna. Sisa-sisa ketakutannya tidak lagi membuktikan betapa ia mencintai isterinya. Ia dapat menerima tragedi sebagaimana adanya. Kesaksian yang terbesar pada Suzanne ialah menghilangkan remuk redam ini bagi dirinya dan keluarganya. Ini adalah pengertian yang memberikan keberanian dalam menghadapi suatu tragedi. Sekalipun Louis tahu memerlukan waktu sebelum ia siap membagi hidupnya dengan kekasih barunya, sekarang ia merasa lebih siap melangkah ke depan. Meskipun titik-titik lemah sedikit menyakitkan, tidak lagi melumpuhkannya dan anak-anaknya.
DAFTAR ISI

NETWORK MARKETING

  1. Mencari Sumber Income Tambahan Diluar Gaji Kantor
  2. Psikologi Penjualan Produk Asuransi
  3. Prinsip Penting Dalam Penjualan (Marketing)
  4. Skenario Penjualan Salesman
  5. Mengapa dengan Keakraban dalam Penjualan
  6. Investasi Yang Dibutuhkan Setiap Keluarga
  7. Network Marketing Adalah Bisnis yang Mulia
  8. Apakah Anda Menderita Penyakit Korban Krismon???
  9. Residual Income : Bagaimana Cara Memperolehnya???
  10. Sejarah Singkat Proses Distribusi
  11. 6 Mitos Tentang Network Marketing
  12. Network Marketing Sulit Dijalankan. Benarkah???
  13. Pemain Baru di Bisnis Network Marketing
  14. Network Marketer dan Konglomerat Properti : Sebuah Analogi
  15. Mengapa Sikap Prospek Yang Positif Berubah Menjadi Negatif Keesokan Hari?
  16. Tips Untuk Mensponsori Super Leader Dalam Bisnis Network Marketing Anda
  17. Membangun Bisnis Melalui Reputasi
  18. Dua Kunci Sukses Bisnis Network-Marketing
  19. Network-Marketing Bukanlah Pertunjukan Sulap
  20. Networker adalah Pemain Sulap
  21. Membangun Organisasi Network-Marketing Dengan Teknik ABC
  22. Kegagalan di Network-Marketing : Salah Siapa???
  23. Mau Sukses di Network-Marketing? Jangan Nafsu Besar, Usaha Kurang!!
  24. Mau Sukses di Network-Marketing?
  25. Mau Sukses di Network-Marketing? Don’t Say Good Bye!!
  26. Kegalan dan Keberhasilan di Multi Level Marketing
  27. Apakah Anda Realistis di Network-Marketing??
  28. Keyakinan Yang Membawa Hasil
  29. Apakah Anda Cukup Ngotot di Network-Marketing?
  30. Harga Naik? Siapa Takut?
  31. Tiram Yang Berisi
  32. Ketenangan Yang Membawa Hasil
  33. Pelaku Network Marketing | Sukses di Network Marketing
  34. Help Other People (Membantu Orang Lain)
  35. Rahasia Sukses di Network-Marketing
  36. High Tech? Atau Bu Tech?
  37. Ilmu Statistik dan Network Marketing
  38. Pengetahuan Tanpa Pelaksanaan = Omong Kosong
  39. Network Marketing = Konialisasi
  40. Network-Marketing : Hobby atau Bisnis?
  41. Multi Level Marketing Sebagai Personal Franchise
  42. Berselisih Dengan Upline (Bukan Dengan Downline)
  43. Apa kiat sukses untuk menjalankan beberapa MLM sekaligus??
  44. Berpindah MLM, Apakah Salah?
  45. Siklus di Bisnis MLM
  46. Cerita Anak Sekolah, Karyawan dan Pengusaha
  47. System for Succes

MOTIVASI


  1. Badai Pasti Akan Berlalu
  2. Tips Menghadapi Krisis
  3. Kekuatan Mencoba
  4. Tetapkan Sasaran Yang Jelas
  5. Mentargetkan Impian Hidup Masa Depan
  6. Tantangan Harus Dihadapi bukan untuk ditakuti
  7. Sukses Adalah Impian Setiap Orang Normal
  8. Motivasi Menabung Seribu Seribu Lama Lama Jadi Ratusan Ribu
  9. Motivasi Hidup Bersyukur dengan Apa yang diterima
  10. Pahitnya Kehidupan Ibaratkan Garam dan Telaga
  11. Mengatasi Berbagai Hambatan
  12. Kenali Sumber Konflik
  13. Berfikir Positif untuk Membangun Kepercayaan Diri
  14. Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja
  15. Kisah Inspirasi Mawar Untuk Ibu
  16. Langkah-langkah Menjadi Penjual Yang Sukses
  17. Mengobati Hati Yang Lagi Sedih
  18. Setelah Retaknya Perkawinan Disambung Lagi
  19. Rela Berkorban Demi Sesuatu Yang Dicintai
  20. Berhadapan Dengan Orang Yang Salah
  21. Saya Takut Disakiti Lagi
  22. Semangat Yang Menggelora Dengan Adanya Motivasi
  23. Tiga Pedoman Untuk Mendapatkan dan Mengokohkan Kekuatan Kepercayaan
  24. Mengawali Hari Dengan Niat Berbagi Kepada Sesama
  25. Motivasi dalam Membangun Kepercayaan Diri, Mengubah tidak bisa menjadi Bisa
  26. Gunung Yang Tinggi Jadi Landai, Lurah Yang Dalam Jadi Datar Berkat Ketekunan
  27. Peluang Investasi Property di Surabaya

SENI MOTIVASI

Postingan populer dari blog ini

Analisis Jaringan Organisasi Bisnis, Supplier, Competitor, Partner, Kelompok-kelompok kepentingan atau ormas, Serikat Pekerja, Pelanggan

Hubungan Antara Pegawai

Hubungan Antar Tim